Rabu, 24 April 2013

Bendungan Trenggalek akan dibangun Agustus 2013


Bendungan Trenggalek akan dibangun Agustus 2013 - Pembebasan lahan segera tuntas - Bupati Trenggalek, Mulyadi WrBupati Trenggalek, Mulyadi Wr

LENSAINDONESIA.COM: Bupati Trenggalek, Mulyadi Wr memastikan, pembangunan megaproyek bendungan senilai Rp545 miliar di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu akan dimulai sekitar Agustus 2013 mendatang. Proyek prestisius itu ditarget selesai dalam jangka waktu pengerjaan lima tahun ke depan.
“Kalau proses pembebasan lahan dan tahap relokasi bisa segera dituntaskan dalam waktu dekat, insya Allah Agustus nanti sudah bisa dimulai pembangunannya. Doakan saja semua berjalan lancar dan sesuai rencana,” kata Bupati Mulyadi menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (23/04/2013).

Ia tak mengungkap detail proses relokasi pemukiman warga yang sudah dilakukan tim pembebasan lahan dengan alasan kewenangan proyek bernilai ratusan miliar tersebut ada di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
“Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan ini hanya menjadi fasilitator, lain-lain terkait pembangunan ‘leading sector’-nya ada di BBWS Brantas,” paparnya.
Meski tak memiliki kewenangan langsung, Bupati Mulyadi memastikan pemerintah daerah Trenggalek mengetahui detail kemajuan (“progress”) rencana pembangunan bendungan yang saat ini telah memasuki tahap “appraisal” atau penyusunan kebutuhan biaya pembangunan tersebut.
Pemkab Trenggalek dalam hal ini telah memfasilitasi keseluruhan proses pemberian ganti-rugi lahan dan bangunan milik 74 KK yang terdampak di dalam area proyek bendungan, serta skenario relokasi pemukiman dengan bantuan anggaran dari pemerintah pusat.
“Semua pembiayaan berasal dari pusat. Tahun ini untuk pembangunan saja telah turun sekitar Rp18 miliar, sementara untuk pembebasan lahan sekitar Rp5 miliar,” jelasnya.
Pembangunan bendungan diproyeksikan di wilayah Kecamatan Tugu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Desa Nglinggis.
Selain kontur dan topografi wilayahnya yang memungkinkan dibangunnya sebuah bendungan berkapasitas besar, risiko konflik ataupun gejolak sosialnya juga sangat rendah.
Total luas lahan yang dibutuhkan untuk membuat bendungan tersebut diproyeksikan mencapai 120 hektare lebih dengan alokasi anggaran mencapai Rp545 miliar.
Pembangunan bersifat berkelanjutan/berkesinambungan (“multiyears”) dengan asumsi antara tahun 2013-2018.
Air hasil tampungan Bendungan Tugu nantinya akan dialirkan ke Sungai Keser dan selanjutnya didistribusikan untuk air irigasi, air baku, PLTMH dan program pengendalian banjir.
BBWS Brantas dalam situs resminya (http://bbwsbrantas.pdsda.net/) mengungkapkan, rencana pembangunan Bendungan Tugu telah dijajaki sejak tahun 1984 melalui program “Preliminary Study of Tugu Dam”.
Setelah itu, serangkaian program study kelayakan, dampak lingkungan, pengaruh terhadap sosial-ekomoni masyarakat, analisa dampak lingkungan (AMDAL), hingga detail engineering design (DED) secara berturut dilakukan pada tahun 1995, 2005, 2007, 2009, 2010, dan 2011.
Tahun ini realisasi pembangunan telah memasuki tahapan teknis relokasi pemukiman serta penentuan detail kebutuhan biaya pembangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar