Aksi Pengemudi MPU di Trenggalek |
“Banyak pedagang yang tidak bisa membawa dagangannya ke pasar ataupun
sebaliknya karena tidak ada angkutan,” ujar Muanas, warga Desa Siki,
Kecamatan Dongko, Kamis (129/7/2012).
Aksi mogok itu dikabarkan telah berlangsung selama tiga hari.
Dampaknya tidak hanya berimbas pada aktivitas perekonomian setempat,
tetapi juga menggangu mobilitas
penduduk secara keseluruhan.
penduduk secara keseluruhan.
Ratusan pelajar sekolah bahkan tidak terangkut meski telah menunggu angkutan selama berjam-jam. Sebagian masih bisa tertolong karena menumpang kendaraan ojek yang mencoba memanfaatkan situasi tersebut.
Namun, mayoritas pelajar, pedagang maupun warga memilih menunda
aktivitas kerja maupun bepergian, karena ongkos angkutan non-MPU terlalu
memberatkan.
“Beruntung ada truk pemkab yang diperbantukan untuk mengangkut para
penumpang yang keleleran di pertigaan Jarakan, Kota Trenggalek. Namun,
kondisinya terlalu darurat, tidak bisa buat mengatasi kebutuhan maupun
aktivitas perekonomian warga secara keseluruhan,” ujar Siswati, salah
seorang pedagang di Pasar PON Trenggalek.
Aksi mogok puluhan sopir MPU jurusan Panggul-Trenggalek dipicu oleh
keberadaan travel “gelap” yang beroperasi di daerah tersebut.
Meski kendaraan-kendaraan yang tidak memiliki izin trayek tersebut
dioperasionalkan dengan tujuan antarkota dalam provinsi, keberadaan
travel ilegal tersebut tetap dianggap merugikan pengusaha maupun sopir
angkutan MPU karena dianggap sering menyerobot penumpang.*LI-13/ant
Editor: Mohammad Ridwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar